Langsung ke konten utama


Tentang; Sementara.
Semesta, mari bersua kembali perihal datang dan singgah.

            Aku pernah menyuruh tukang pos untuk mengantar sebuah surat yang kutulis disertai rima paling berani. Namun sayang tukang pos itu mengembalikan suratnya kepadaku katanya harus aku sendiri yang mengantarnya padamu.
            Kini aku harus membiarkan kamu tahu. Aku biarkan kamu mengetahui cerita yang sempat tertunda kala itu.Tentang hal yang abadi. Tentang sesuatu yang kamu kira fana tapi nyatanya adalah cinta yang selamanya akan sama. Tapi kamu tak mau tahu bukan, karena untukmu perihal aku adalah masa lalu yang tak seharusnya terulang kembali.
            Dan bukan surat itu saja yang tak mampu sampai padamu. Cintaku. Ia juga tak sampai padamu. Padahal kata orang caraku mencintaimu sudah yang paling indah. Padahal cinta tersebut diciptakan oleh tuhan khusus untukmu.
            Cintaku itu, aku tak pernah menyuruh tukang pos untuk mengantarnya padamu. Aku sendiri yang menyampaikannya. Tapi mengapa cinta itu tak juga sampai, apa cintaku terlalu rumit sampai-sampai tak mampu dimengerti.
            Esoknya aku rubah cintaku menjadi lebih sederhana. Hanya tentang kamu tanpa harapan bisa memiliki. Tapi kamu tak juga mengerti. Baiklah, sepertinya memang harus aku sendiri yang berada persis dihadapanmu dan menyampaikan perasaanku.
            Setelahnya perasaan itu tersampaikan. Jawabanmu adalah tidak. Padahal dulu kamu yang pertama datang. Kamu yang membuat mimpi diantara kita berdua. Kamu juga yang menerbangkan sebuah harapan dengan sangat berani. Pelupuk mataku, kasian ia dihujani oleh air mata tanpa henti. Pun hatiku, ia juga terluka untuk yang kesekian kalinya.
            Kini aku sadar, rupanya saat itu aku juga tidak mengerti. Teka-tekimu rumit sekali sampai-sampai aku terlalu ambisi untuk memecahkannya. Dan sepertinya lagi-lagi ini salahku. Aku salah menerka teka-tekimu awalnya aku kira jawaban dari teka-tekimu adalah iya, karena kamu yang tanpa henti terus menanam harap.
            Katanya tak ada yang abadi. Aku ingin kamu tak percaya itu. Seperti seorang penulis yang memilih menuliskan perasaannya dalam sebuah sajak, begitu juga dengan cintaku. Cinta yang tak kamu inginkan keberadaannya.
            Semesta, walaupun kamu tak pernah mengizinkan aku bersamanya maka izinkan aku untuk tetap mencintainya. Tenang saja, kali ini aku tak akan ingin memilikinya. Aku ingin mencintainya saja, cukup. Kalau nanti ada harapan untuk memilikinya dengan sebisa mungkin akan aku musnahkan harapan itu.  Dan semesta, kalau memang cintanya jatuh pada yang lain aku mohon biarkan cintanya terbalas. Jangan patahkan hatinya dengan membiarkan orang lain singgah dan tak menetap, persis seperti yang ia lakukan.


Komentar

  1. Kak, maaf kalau terkesan lancang. saya membaca sajak ini dan merekamnya, lalu saya post di ig saya. tak lupa, link sajak ini juga saya tautkan. Sekali lagi maaf karna tidak pamit sebelum mengunggah rekamannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. https://www.instagram.com/tv/BvY5tb0AhJX/?utm_source=ig_web_options_share_sheet

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang ; Perjalanan. Semesta mari berbincang perihal menyelamatkan dan pulang. Kalau berbincang perihal pertemuan pasti tiap-tiap dari kita tidak sadar kalau perpisahan sudah menjadi kawan terbaiknya. Kita dibutakan oleh indahnya kalimat jatuh cinta yang kalau didengar sekali saja sudah mampu menyejukkan pikiran serta perasaan. Tapi kita keliru, kalimat jatuh cinta tersebut nyatanya memiliki makna lebih luas dari sekedar bahagia. Kali ini aku akan mengatasnamakan perpisahan sebagai makna sebenarnya dari kalimat jatuh cinta. Aku masih ingat bagaimana semesta menggariskan pertemuan untuk dua manusia yang masih terlalu lugu. Dua manusia yang masih terlalu abu-abu untuk mengenal cinta. Dua manusia itu, kita. Diantara gerimis bulan Juli aku jatuh pada pekatnya iris matamu. Entah apa yang mengutukku tapi saat itu aku seperti candu oleh warna hitam milikmu itu. Lalu tak sampai disitu saja, rupanya semesta menginginkan hal lain dari sekedar pertemuan. Semesta membuat kita ...
Tentang; Tahun. Semesta mari bercerita perihal tanggal dan selesai. Pada tahun itu, kamu tak perlu keluar rumah untuk menyaksikan pertunjukkan kembang api. Aku tau kamu tak pernah menyukai keramaian, maka cukup duduk disudut kamarmu dan meminum segelas coklat panas. Pada tahun itu, aku berada dibawah semesta malam dan menyaksikan pertunjukkan kembang api. Tidak seperti dulu, sekarang aku lebih menyukai keramaian. Mungkin di keramaian itu aku tak mampu untuk menemukanmu beserta kenangan perihal kita. Tapi aku sendiri, rasanya hampa sekali bahkan ledakan-ledakan itu terkalahkan oleh gema-gema kenangan yang ada dipikiranku. Di akhir tahun ini, aku ingin sekali menitipkan segala cerita usang perihal kita. Cerita yang tak pernah benar-benar dimulai. Cerita yang lebih dulu memilih untuk selesai karena sudah tak lagi ada kata yang mampu untuk merangkai sebuah kalimat. Cerita yang sangat membahagiakan sekaligus menyakitkan untuk kembali diulang. Aku meminta semesta untuk me...