Langsung ke konten utama

Tentang; Cerita.
Semesta, mari kembali bersua perihal akhir yang tak berhenti.

Aku sendiri dan tidak menemukanmu dimana-mana. Entah di halte, di pelabuhan atau bahkan di bandara. Namun kini aku tak akan lagi bertanya ataupun mencari dimana kamu berada, karena ada perihal yang seharusnya sudah sampai padamu.

Selama ini saat cerita antara kita dimulai, aku merasa aku adalah satu-satunya tokoh utama di cerita tersebut. Padahal penulis sengaja menjadikan kita dua tokoh utama yang saling mencintai dan saling membahagiakan, tapi kamu berada dimana saat cerita itu sedang berlangsung.

Prolognya memang sangat membahagiakan, aku mencintaimu dan kamu juga mencintaiku. Tapi setelah berlanjut ke bab selanjutnya, hatiku yang tadinya bertemu dengan pasangannya tiba-tiba merasa hampa. Duniaku menjadi berbeda dan lebih buruk dari sebelumnya bahkan aku merasa sudah tidak lagi memiliki bagian dari hatiku sendiri. Mungkin karena aku terlanjur memberikan seluruh hatiku padamu.

Setelahnya aku berpikir kalau hatimu bukanlah pasangan yang sebenarnya. Mungkin waktu itu kamu salah mengetuk pintu. Mungkin seharusnya bukan rumahku. Mungkin seharusnya bukan aku.

Maka dari itu kita harus berhenti, meski tidak hari ini. Tapi nanti kita akan menemui titik yang mengharuskan kita untuk benar-benar berhenti. Bisa berhenti untuk menghilang. Bisa berhenti untuk bernafas sebentar karena mungkin cerita ini membuat kita lupa untuk beristirahat. Atau berhenti untuk melanjutkan cerita ini.

Bukan karena aku tidak percaya kalau cerita ini akan memiliki harapan baru, namun dengan kamu yang selalu melanjutkan cerita seorang diri membuatku ragu. Pasalnya aku juga mampu untuk melanjutkan perjalanan tanpamu, tapi aku memilih untuk berdiam diri menunggumu untuk kembali bersama. Dan sekarang cerita ini berhadapan dengan semesta yang tak mau lagi mengulur waktu.

Jadi untuk apa. Untuk apa beristirahat kalau sebenarnya cerita ini sudah kehilangan tujuan. Sudah berakhir dijalan buntu yang memaksa kita untuk berbalik dan pulang. Tapi kali ini aku tidak akan mengajakmu pulang sama-sama seperti biasa.

Karena yang aku ketahui sekarang adalah hatimu memang tak pernah ada pada cerita ini. Hatimu memang tak pernah menjadikan aku sebagai rumahnya. Sekarang aku tak akan peduli kamu akan kemana dan hatiku yang pernah aku berikan untukmu tak akan aku minta untuk kembali, karena apa yang pernah aku berikan untukmu selamanya akan selalu untukmu.

Semesta dimanapun ia berada, jaga ia bersama hatiku yang turut ikut dengannya.  Aku biarkan ia memiliki hatiku satu-satunya. Aku biarkan ia menghabiskan sisa hidup bersama perempuan yang bukan aku. Tapi tolong beritahukan padanya, kalau cerita yang pernah menyatukan ia dan aku bersama tak akan pernah selesai walau harus berhenti sebelum bab terakhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang; Sementara. Semesta, mari bersua kembali perihal datang dan singgah.             Aku pernah menyuruh tukang pos untuk mengantar sebuah surat yang kutulis disertai rima paling berani. Namun sayang tukang pos itu mengembalikan suratnya kepadaku katanya harus aku sendiri yang mengantarnya padamu.             Kini aku harus membiarkan kamu tahu. Aku biarkan kamu mengetahui cerita yang sempat tertunda kala itu.Tentang hal yang abadi. Tentang sesuatu yang kamu kira fana tapi nyatanya adalah cinta yang selamanya akan sama. Tapi kamu tak mau tahu bukan, karena untukmu perihal aku adalah masa lalu yang tak seharusnya terulang kembali.             Dan bukan surat itu saja yang tak mampu sampai padamu. Cintaku. Ia juga tak sampai padamu. Padahal kata orang caraku mencintaimu sudah yang paling indah. Padahal cint...
Tentang ; Perjalanan. Semesta mari berbincang perihal menyelamatkan dan pulang. Kalau berbincang perihal pertemuan pasti tiap-tiap dari kita tidak sadar kalau perpisahan sudah menjadi kawan terbaiknya. Kita dibutakan oleh indahnya kalimat jatuh cinta yang kalau didengar sekali saja sudah mampu menyejukkan pikiran serta perasaan. Tapi kita keliru, kalimat jatuh cinta tersebut nyatanya memiliki makna lebih luas dari sekedar bahagia. Kali ini aku akan mengatasnamakan perpisahan sebagai makna sebenarnya dari kalimat jatuh cinta. Aku masih ingat bagaimana semesta menggariskan pertemuan untuk dua manusia yang masih terlalu lugu. Dua manusia yang masih terlalu abu-abu untuk mengenal cinta. Dua manusia itu, kita. Diantara gerimis bulan Juli aku jatuh pada pekatnya iris matamu. Entah apa yang mengutukku tapi saat itu aku seperti candu oleh warna hitam milikmu itu. Lalu tak sampai disitu saja, rupanya semesta menginginkan hal lain dari sekedar pertemuan. Semesta membuat kita ...
Tentang; Tahun. Semesta mari bercerita perihal tanggal dan selesai. Pada tahun itu, kamu tak perlu keluar rumah untuk menyaksikan pertunjukkan kembang api. Aku tau kamu tak pernah menyukai keramaian, maka cukup duduk disudut kamarmu dan meminum segelas coklat panas. Pada tahun itu, aku berada dibawah semesta malam dan menyaksikan pertunjukkan kembang api. Tidak seperti dulu, sekarang aku lebih menyukai keramaian. Mungkin di keramaian itu aku tak mampu untuk menemukanmu beserta kenangan perihal kita. Tapi aku sendiri, rasanya hampa sekali bahkan ledakan-ledakan itu terkalahkan oleh gema-gema kenangan yang ada dipikiranku. Di akhir tahun ini, aku ingin sekali menitipkan segala cerita usang perihal kita. Cerita yang tak pernah benar-benar dimulai. Cerita yang lebih dulu memilih untuk selesai karena sudah tak lagi ada kata yang mampu untuk merangkai sebuah kalimat. Cerita yang sangat membahagiakan sekaligus menyakitkan untuk kembali diulang. Aku meminta semesta untuk me...