Langsung ke konten utama

Tentang; Jawaban.
Semesta, kali ini kita akan berbincang tentang menunggu dan menyerah.

Dulu ketika aku memutuskan untuk benar-benar mencintaimu aku tak pernah barang sekali saja berandai-andai kalau nantinya kamu juga mencintaiku.

Lalu dengan baik hatinya semesta menakdirkan perasaanmu untuk jatuh padaku. Saat itu perasaan ini bangkit dan meminta kejelasan dari perasaannmu, apakah memang benar-benar ada untukku. Ribuan hari aku dilanda pertanyaan. Ribuan hari aku tenggelam bersama harapan, barangkali aku berhasil menemukan serpihan jawaban pastimu.

Sampai pada saat lelah mulai membasahi sekujur perasaanku. Aku semakin dilanda kebingungan, pasalnya dimana lagi aku harus menemukanmu. Nyata sekali, lelahku tak sementara. Rupanya saat itu perasaanku sudah benar-benar jenuh untuk mencarimu dan mulai berseteru dengan logika, apakah ini saat tepat untuk menyerah ?.

Pemikiranku kembali bersua. Ia bilang untuk apa aku mempertahankan hari kemarin bersamamu tanpa adanya kejelasan. Lalu sepertinya teka-teki yang kamu harap akan terpecahkan olehku hanya akan berakhir usang tanpa kebenaran. Setelahnya pelupuk mataku tak henti-hentinya dihujani oleh air mata. Pun dengan sesak yang semakin mempersempit rongga dadaku

Kali ini, untuk mempertegas perasaanku padamu. disini aku masih mencintai bahkan tanpa kurang. Namun kasian hatiku kalau terus-terusan kamu biarkan membisu tanpa penjelasan.

Karena ada yang harus lebih dulu aku selamatkan; yaitu diriku sendiri. Ini bukan keegoisan, namun sebelum aku mencintai lain orang akan lebih baik kalau hatiku menjadi prioritas utama.

Dan dengan berakhirnya ini aku ingin meminta pada semesta. Sampaikan padanya kalau menyerah benar-benar sudah menjadi pilihan.





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang; Sementara. Semesta, mari bersua kembali perihal datang dan singgah.             Aku pernah menyuruh tukang pos untuk mengantar sebuah surat yang kutulis disertai rima paling berani. Namun sayang tukang pos itu mengembalikan suratnya kepadaku katanya harus aku sendiri yang mengantarnya padamu.             Kini aku harus membiarkan kamu tahu. Aku biarkan kamu mengetahui cerita yang sempat tertunda kala itu.Tentang hal yang abadi. Tentang sesuatu yang kamu kira fana tapi nyatanya adalah cinta yang selamanya akan sama. Tapi kamu tak mau tahu bukan, karena untukmu perihal aku adalah masa lalu yang tak seharusnya terulang kembali.             Dan bukan surat itu saja yang tak mampu sampai padamu. Cintaku. Ia juga tak sampai padamu. Padahal kata orang caraku mencintaimu sudah yang paling indah. Padahal cint...
Tentang ; Perjalanan. Semesta mari berbincang perihal menyelamatkan dan pulang. Kalau berbincang perihal pertemuan pasti tiap-tiap dari kita tidak sadar kalau perpisahan sudah menjadi kawan terbaiknya. Kita dibutakan oleh indahnya kalimat jatuh cinta yang kalau didengar sekali saja sudah mampu menyejukkan pikiran serta perasaan. Tapi kita keliru, kalimat jatuh cinta tersebut nyatanya memiliki makna lebih luas dari sekedar bahagia. Kali ini aku akan mengatasnamakan perpisahan sebagai makna sebenarnya dari kalimat jatuh cinta. Aku masih ingat bagaimana semesta menggariskan pertemuan untuk dua manusia yang masih terlalu lugu. Dua manusia yang masih terlalu abu-abu untuk mengenal cinta. Dua manusia itu, kita. Diantara gerimis bulan Juli aku jatuh pada pekatnya iris matamu. Entah apa yang mengutukku tapi saat itu aku seperti candu oleh warna hitam milikmu itu. Lalu tak sampai disitu saja, rupanya semesta menginginkan hal lain dari sekedar pertemuan. Semesta membuat kita ...
Tentang; Tahun. Semesta mari bercerita perihal tanggal dan selesai. Pada tahun itu, kamu tak perlu keluar rumah untuk menyaksikan pertunjukkan kembang api. Aku tau kamu tak pernah menyukai keramaian, maka cukup duduk disudut kamarmu dan meminum segelas coklat panas. Pada tahun itu, aku berada dibawah semesta malam dan menyaksikan pertunjukkan kembang api. Tidak seperti dulu, sekarang aku lebih menyukai keramaian. Mungkin di keramaian itu aku tak mampu untuk menemukanmu beserta kenangan perihal kita. Tapi aku sendiri, rasanya hampa sekali bahkan ledakan-ledakan itu terkalahkan oleh gema-gema kenangan yang ada dipikiranku. Di akhir tahun ini, aku ingin sekali menitipkan segala cerita usang perihal kita. Cerita yang tak pernah benar-benar dimulai. Cerita yang lebih dulu memilih untuk selesai karena sudah tak lagi ada kata yang mampu untuk merangkai sebuah kalimat. Cerita yang sangat membahagiakan sekaligus menyakitkan untuk kembali diulang. Aku meminta semesta untuk me...