Tentang;
Jawaban.
Semesta,
kali ini kita akan berbincang tentang menunggu dan menyerah.
Dulu ketika
aku memutuskan untuk benar-benar mencintaimu aku tak pernah barang sekali saja
berandai-andai kalau nantinya kamu juga mencintaiku.
Lalu dengan
baik hatinya semesta menakdirkan perasaanmu untuk jatuh padaku. Saat itu
perasaan ini bangkit dan meminta kejelasan dari perasaannmu, apakah memang
benar-benar ada untukku. Ribuan hari aku dilanda pertanyaan. Ribuan hari aku
tenggelam bersama harapan, barangkali aku berhasil menemukan serpihan jawaban pastimu.
Sampai pada
saat lelah mulai membasahi sekujur perasaanku. Aku semakin dilanda kebingungan,
pasalnya dimana lagi aku harus menemukanmu. Nyata sekali, lelahku tak
sementara. Rupanya saat itu perasaanku sudah benar-benar jenuh untuk mencarimu
dan mulai berseteru dengan logika, apakah ini saat tepat untuk menyerah ?.
Pemikiranku
kembali bersua. Ia bilang untuk apa aku mempertahankan hari kemarin bersamamu
tanpa adanya kejelasan. Lalu sepertinya teka-teki yang kamu harap akan
terpecahkan olehku hanya akan berakhir usang tanpa kebenaran. Setelahnya
pelupuk mataku tak henti-hentinya dihujani oleh air mata. Pun dengan sesak yang
semakin mempersempit rongga dadaku
Kali ini,
untuk mempertegas perasaanku padamu. disini aku masih mencintai bahkan tanpa
kurang. Namun kasian hatiku kalau terus-terusan kamu biarkan membisu tanpa
penjelasan.
Karena ada
yang harus lebih dulu aku selamatkan; yaitu diriku sendiri. Ini bukan keegoisan,
namun sebelum aku mencintai lain orang akan lebih baik kalau hatiku menjadi
prioritas utama.
Dan dengan
berakhirnya ini aku ingin meminta pada semesta. Sampaikan padanya kalau
menyerah benar-benar sudah menjadi pilihan.
deep :)
BalasHapusAduhhhh:(
BalasHapus☹️☹️
BalasHapus